Di era pemerintahan SBY sebetulnya semangat dan rencana untuk menjadikan Perbatasan sebagai Halaman Depan Bangsa sudah sangat kencang. Hal itu ditandai dengan dibuatnya UU No 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara yang didalamnya ada terkandung untuk membentuk BNPP., yang waktu itu diidentifikasi sebagai suatu Badan ” super body” yang akan mengentaskan pembangunan Perbatasan. Juga sudah ada konsep pembangunan infrastruktur MP3EI yang terdiri dari 6 koridor. Masalahnya dan ternyata MP3EI dengan enam koridor tersebut, pembangunan infrastruktur perbatasan tidak ditemukan di dalamnya, maka praktis perbatasan tetap terisolasi. Akibatnya meski BNPP lahir dan berkembang tetapi dihadapkan dengan kondisi perbatasan yang masih terisolasi, maka praktis BNPP hanya seperti macan diatas kertas. Hanya bisa membuat kebijakan, membuat grand design pembangunan perbatasan tetapi tidak bisa di implementasikan.
Membaca
Strategi Perbatasan Jokowi
Jumlah
Halaman : 324 halaman
ISBN
– 978-602-336-536-4
Di era pemerintahan SBY sebetulnya semangat dan rencana untuk
menjadikan Perbatasan sebagai Halaman Depan Bangsa sudah sangat kencang. Hal
itu ditandai dengan dibuatnya UU No 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara yang
didalamnya ada terkandung untuk membentuk BNPP., yang waktu itu diidentifikasi
sebagai suatu Badan ” super body” yang akan mengentaskan pembangunan
Perbatasan. Juga sudah ada konsep pembangunan infrastruktur MP3EI yang
terdiri dari 6 koridor. Masalahnya dan ternyata MP3EI dengan enam koridor
tersebut, pembangunan infrastruktur perbatasan tidak ditemukan di dalamnya,
maka praktis perbatasan tetap terisolasi. Akibatnya meski BNPP lahir dan
berkembang tetapi dihadapkan dengan kondisi perbatasan yang masih terisolasi,
maka praktis BNPP hanya seperti macan diatas kertas. Hanya bisa membuat
kebijakan, membuat grand design pembangunan perbatasan tetapi tidak bisa di
implementasikan.
Sebagai pencinta wilayah perbatasan, saya melihat dan merasakan
bagaimana Strategi Nawacita Jokowi telah dan akan membawa perubahan besar
terhadap pembangunan di Wilayah Perbatasan. Minimal ada beberapa hal yang
menurut saya sangat phenomenal.
Pertama, Jokowi telah
bertekat dan sudah mulau membangun Jalan Paralel Perbatasan. Suatu hal yang tidak
terbayangkan sebelumnya. Kedua, Jokowi
kemudian membangun kembali 9 PLBN di perbatasan, 7 diantaranya sudah selesai.
PLBN itu kini terlihat megah dan membanggakan warga bila melihatnya. Ada
perasaan bahwa pimpinan Negeri ini patut dihormati. Ketiga, pemerintahan Jokowi-Jk menggelontorkan Dana ke
Perdesaan atau Dana Transfer Desa, suatu konsep yang belum pernah ada di Dunia
dan hasilnya sudah mulai dirasakan di pedesaan.
Keempat, Pemerintah Jokowi-Jk
juga kini tengah menyelenggarakan peremajaan kebun rakyat, dan sudah dimulai
lewat program peremajaan kebun sawit rakyat; nantinya akan bergeser ke kebun
karet rakyat, kebun sahang rakyat dst.dst. Kelima, pemerintah Jokowi-Jk tengah
menghidupkan dan mengkampanyekan pembukaan KEK, kawasan Ekonomi Khusus, meski
sampai saat ini Pemda Perbatasan belum bisa memanfaatkannya. Dengan ke lima
paket ini, dipercaya apa yang jadi kebutuhan Perbatasan untuk jadi Halaman
Depan Bangsa sudah lebih dari Cukup, kini bagaimana Pemda Perbatasanlah yang
diharapkan untuk menuntaskannya.
Masih Ingat Tol Laut Jokowi?
Kalau ingat Jalur Tol Laut Jokowi, maka saya pasti ingat OBOR nya
Tiongkok atau “One Belt One Road” yang dalam realitanya adalah jalur
kereta api “China Railway Express” atau BRI, yang melewati 60 negara mitra.
Dimulai dari kota Yiwu Tiongkok melewati Eurasia dengan total panjang 13.052
km, dan memerlukan sekitar 18 hari untuk mencapai titik barat ke Kota Madrid,
Spanyol. Tiongkok menginisiasi dan memimpin BRI dengan program investasi 1,3
trilyun USD untuk menciptakan jaringan infrastruktur termasuk jalan, kereta
api, telekomunikasi, jaringan pipa energi, dan pelabuhan di sepanjang BRI
tersebut.
Program ini akan meningkatkan interkonektivitas ekonomi dan
memfasilitasi pembangunan di Eurasia, Afrika Timur, dan lebih dari 60 negara
mitra lewat Enam koridor Ekonomi: Tiongkok-Mongolia-Rusia, New Eurasia Land
Bridge serta Tiongkok-Asia Tengah-Asia Barat, Tiongkok-Semenanjung Indochina,
Tiongkok-Pakistan, Banglades-Tiongkok-India-Myanmar. Konektivitas SREB akan
terhubungkan jaringan pipa hydrokarabon, rel kereta api kecepatan tinggi.
Secara harafiah memang yang disebut Tol Laut merupakan
konsep pengangkutan logistik kelautan yang dicetuskan oleh Presiden Republik
Indonesia, Joko Widodo. Program ini bertujuan untuk menghubungkan
pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara. Dengan adanya hubungan antara
pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi
barang hingga ke pelosok. Dalam penglihatan saya, ada persamaan konsep
antara OBOR Tiongkok dan Tol Laut Jokowi. Hanya saja klasnya memang berbeda,
kalau OBOR melintasi 60 negara internasional maka Tol Laut, melintasi 34
Provinsi Nusantara Tapi hakekatnya sama membenahi interkonektivitas guna
meningkatkan peluang bisnis.
Jadi kalau Tiongkok berani memberikan dukungan pendanaan bagi
pembangunan jaringan infrastruktur termasuk jalan, kereta api, telekomunikasi,
jaringan pipa energi, dan pelabuhan di sepanjang Jalur BRI tersebut; maka
Pemerintahan Jokowi bersedia membangun jaringan 24 Pelabuhan berikut sarananya,
serta menyediakan Kapal untuk mengarungi jalur sepanjang jalur Tol
Lautnya. Dengan harapan Pemda mau berpartisipasi, untuk membangun jaringan
infrastruktur guna menunjang kelancaran program Tol Laut dan tentu demi
keuntungan Pemda nya sendiri. Pemda diharapkan dapat membuat jaringan jalan
raya, telekomunikasi, serta berbagai jaringan penunjang bisnis lainnya untuk
memudahkan menjangkau dan memanfaatkan Pelabuhan Tol yang ada di wilayahnya.
Tol laut terus berkembang dan menurut Menteri Perhubungan (Menhub)
Budi Karya Sumadi, saat ini jumlah trayek tol laut sudah semakin bertambah.
Sejak awal dicanangkan, proyek yang menjadi cita-cita Presiden Joko Widodo
(Jokowi) ini semakin menunjukkan peningkatan. Dari sebelumnya hanya
sekitar tujuh trayek, kini sudah bertambah enam trayek menjadi sekitar 13
trayek. “Tol laut itu kita sekarang ada tujuh lintasan, terus kita tambah lagi
enam lintasan,” katanya di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (31/7/2017). Proyek tol
laut diprioritaskan untuk wilayah Indonesia bagian Timur. Namun, terdapat
beberapa wilayah di barat, salah satunya Sumatera dan Natuna.
“Terutama Indonesia bagian timur. Jadi, dari 12 sampai 13 rute
itu, kira-kira 12 rute untuk timur. Yang ke barat itu untuk Sumatera bagian
timur, dan yang kedua ke Natuna,” tuturnya. Berikut 13 rute tol laut yang
menyinggahi sebanyak 41 pelabuhan di Indonesia:
Rute T1, yaitu Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Wanci-Tanjung Perak;
Rute T2, yaitu Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Moa-Kalabahi-Tanjung Perak;
Rute T3, yaitu Tanjung Perak-Calabai
(Dompu)-Maumere-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu-Sabu-Rote-Lewoleba-Larantuka-Maumere-Calabai
(Dompu)-Tanjung Perak; Rute T4, yaitu Tanjung Perak-Bau Bau-Manokwari-Bau
Bau-Tanjung Perak ; Rute T5, yaitu Makassar-Tahuna-Lirung-Tahuna-Makassar ;
Rute T6 , yaitu Tanjung Priok-Pelabuhan Kijing Mempawah-Natuna-Tanjung Priok ;
Rute T7, yaitu Tanjung Priok-Enggano-Mentawai-Enggano-Tanjung Priok; Rute T8,
yaitu Tanjung Perak-Belang Belang-207-Sangatta-P Sebatik-Tanjung Perak; Rute
T9, yaitu Tanjung Perak-Kisar (Wonreli)-Namrole-Kisar (Wonreli)-Tanjung Perak;
Rute T10, yaitu Makassar-Tidore-Tobelo-Morotai-Maba-Pulau
Gebe-Maba-Morotai-Tobelo-Tidore-Makassar; Rute T11, yaitu Tanjung
Perak-Dobo-Merauke-Dobo-Tanjung Perak ; Rute T12, yaitu
Makassar-Wasior-Nabire-Serui-Biak-Serui-Nabire-Wasior-Makassar ; dan Rute T13,
yaitu Tanjung Perak-Fakfak-Kaimana-Timika-Kaimana-Fakfak-Tanjung Perak
Membuka Isolasi Perbatasan
Pemerintahan Jokowi-JK dengan Strategi Pembangunan yang di
ilhami oleh Gagasan Trisakti Soekarno yang di dalamnya terkandung tiga konsep
besar yang bisa membangkitkan Indonesia menjadi bangsa yang besar baik secara
politik, ekonomi maupun budaya, “Trisakti”. Gagasan inilah yang dikemas menjadi
NawaCita langkah strategis taktis bagi pembangunan nasional. Dalam
implementasinya NawaCita menjelma menjadi langkah-langkah takktis presiden
Jokowi dalam pembangunan Infrastruktur skala nasional. Ada 225 lebih, Daftar
Proyek Strategis Nasional yang telah dituangkan dalam Perpres No 3 Tahun Tahun
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional tanggal 8 Januari
2016 dan di dalamnya terdapat Perintah pembangunan berbagai proyek yang
diyakini akan mampu menjadikan Indonesia sebagai Negara yang menarik dan seksi
dilihat dari sisi mana saja. Bahkan pada tahun 2014 sesaat terpilih Jokowi
sudah mencanangkan akan membuka dan membangun Jalan Paralel Perbatasan
sepanjang 2004 km; suatu hal yang pada era sebelumnya hanya dianggap mimpi.
Beli Di Bukalapak
Disamping pembangunan infrastruktur perbatasan, pemerintah
Jokowi-JK juga memperhatikan kehidupan masyarakat Desa, yakni dengan pola
pembangunan Desa lewat pemberdayaan Desa, yakni dengan mengalokasikan anggaran
pembangunan bagi pedesaan, suatu langkah nyata yang belum pernah ada
sebelumnya. Desa kini menjadi lebih kuat setelah pemerintah juga
memberikan Dana Desa lewat dengan memberikan instrumen “dana transfer” ke desa,
yang disebut dana desa (DD). Desa yang telah memiliki otoritas menjadi lebih
bertenaga karena bisa mengelola anggaran sendiri (anggaran pendapatan dan
belanja desa/APBDesa) dengan salah satu sumbernya dari DD (di samping enam
sumber lain).
Dana Desa pemerintah yang diberikan ke Desa jumlahnya juga luar
biasa. Pada 2015 total DD Rp 20,7 triliun (dibagi ke 74.093 desa); 2016
sebanyak Rp 46,9 triliun (dibagi ke 74.754 desa); dan pada 2017 ini akan
disalurkan Rp 60 triliun (dibagi ke 74.910 desa). Penyerapan DD tergolong
fantastis. Tahun pertama terserap 82,72 persen dan tahun kedua 97,65 persen, di
tengah situasi regulasi yang belum terlalu mapan, sosialisasi yang dikendalai
waktu, dan persebaran desa yang sedemikian luas.
Apa yang terjadi ? Hasilnya luar biasa. Berbagai perubahan
kini muncul minimal dalam dua tahun pelaksanaan program DD ini, sekurangnya
LIMA HAL POKOK[1] telah dirasakan di lapangan, yakni : Pertama, desa berdenyut
kembali dalam kegairahan pembangunan aneka ikhtiar pembangunan dan
pemberdayaan, seperti inisiasi pasar desa atau pembentukan badan usaha milik
desa (BUMDesa). Kedua, transparansi anggaran menjadi keniscayaan baru
sebagai bagian dari akuntabilitas penyelenggara pemerintahan desa. Ketiga,
keswadayaan dan gotong royong terlihat kokoh karena seluruh program harus dijalankan
secara swakelola, tak boleh diberikan kepada pihak ketiga. Keempat, ongkos
pembangunan menjadi amat murah karena dikerjakan oleh warga desa dengan
semangat keguyuban tanpa harus mengorbankan kualitas.
Pada 2016 saja telah terbangun hampir 67.000 kilometer (km) jalan,
jembatan 511,9 km, MCK 37.368 unit, air bersih 16.295 unit, dan PAUD 11.926
unit. DD juga dimanfaatkan untuk posyandu 7.524 unit, polindes 3.133 unit, dan
sumur 14.034 unit. DD juga digunakan untuk membangun tambatan perahu 1.373
unit, pasar desa 1.819 unit, embung 686 unit, drainase 65.998 unit, irigasi
12.596 unit, penahan tanah 38.184 unit, dan ribuan BUMDesa (PPMD, 2017).
Dengan menggunakan ukuran apa pun, efisiensi DD sangat
mengagumkan. Kelima, munculnya aneka upaya untuk memperkuat kapasitas warga dan
pemberdayaan lestari dengan basis budaya dan pengetahuan lokal. Banyak desa
yang menginisiasi munculnya sekolah desa, sekolah perempuan, Dll Kini
Presiden Joko Widodo disamping memperkuat kemampuan Desa, presiden Jokowi
merencanakan akan melakukan peremajaan terhadap kebun rakyat. Kebun yang selama
ini tidak pernah teremajakan. Sebagai langkah awal presiden Jokowi akan
meremajakan kelapa sawit kebun Rakyat.
Setelah kelapa sawit, peremajaan perkebunan rakyat juga akan
dilakukan untuk kebun KARET, KOPI, KAKAO DAN PALA. Suatu program yang belum
pernah terbayangkan sebelumnya. Presiden sudah melakukan penanaman perdana
peremajaan kebun kelapa sawit rakyat seluas 4.400 hektare di kabupaten Musi
Banyuasin, Sumatra Selatan. Kita hanya berharap agar BNPP, Pemda perbatasan
benar-benar mau melihat peluang ini dan ikut berbenah serta berperan serta
dalam mewujutkan Perbatasan sebagai Halaman Depan Bangsa.
[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Tol_Laut [2] Pemda
Kalbar mengusulkan agar pelabuhan Kijing di Mempawah bisa jadi bagian Tol Laut,
pelabuhan ini dibangun oleh Pelindo I bekerja sama dengan Pemda.
No comments:
Post a Comment