Melihat Perbatasan di
Pulau Dana, Catatan Lepas Ekspedisi IPB
Catatan : Tulisan ini
sudah pernah dimuat di www.wilayahperbatasan.com
pada tanggal 30 Januari 2014, karena informasinya kemudian diangkat lagi.
Menanamkan Rasa Dan
Kesadaran nasionalisme di kalangan mahasiswa bisa dilakukan dengan berbagai
macam cara, salah satunya adalah dengan mengkaitkan kegiatan ektra kulikuler
mereka dengan kegiatan mengunjungi pulau-pulau kecil terluar yang menjadi batas
negara Indonesia. Demikian inti sari yang diungkapkan oleh Ganies Oktaviana,
Ketua Unit Konservasi Fauna di IPB Bogor, Senin (27/1/2014). Uni Konservasi
Fauna merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di lingkungan Institut
Pertanian Bogor.
Rencananya menurut
Ganies pada tanggal 3-18 Februari 2013 UKF-IPB akan melakukan kegiatan
Ekspedisi Batas Negara di Pulau Ndana atau Dana, Kabupaten Rote, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Menurut Ganies, kegiatan ini, selain bertujuan untuk membangun
kesadaran cinta tanah air, juga menjadi sarana bagi mahasiswa untuk bisa
belajar tentang budaya masyarakat dan lingkungannya. Menurutnya mahasiswa
Indonesia harus diberikan kesempatan dan dukungan untuk bisa mengunjungi
wilayah nusantara yang terbentang luas. “Jadi generasi muda bisa menyadari
bahwa Indonesia itu bukan hanya Jawa, Sumatera atau Kalimantan saja, tapi
menjangkau sampai pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan wilayah negara
lain”.
Pulau Dana tidak
berpenghuni, kecuali dijaga oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai
penjaga pulau-pulau terluar di sisi paling selatan Indonesia. Namun demikian di
tempat ini terdapat kawanan kijang Timor (hewan yang dilindungi), hutan savana
serta hamparan alam pantainya yang menarik dan alami. Pulau dengan luas sekitar
2 Km persegi, pulau indah dengan pantai berpasir putih ini juga masih memiliki
hutan, dan danau air tawar yang dikenal dengan nama danau merah. Serta sebuah
sumber air tawar yang memberikan kesegaran.
Pulau Dana merupakan
pulau paling selatan di Indonesia dan merupakan salah satu dari 92 pulau
terluar Indonesia dan terletak di Samudera Hindia ini berbatasan langsung
dengan negara Australia. Letaknya berada di sebelah selatan Pulau Rote. Pulau
Dana berjarak 120 kilometer dari Kota Kupang dan 4 kilometer dari Pulau
Rote. Pulau Dana yang merupakan bagian
dari wilayah administratif Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa
Tenggara Timur ini terletak pada titik koordinat: 11° 0′ 36″ LS, dan 122° 52′
37″ BT. Dari titik koordinat ini bisa dipastikan bahwa pulau Dana merupakan
pulau yang berada di paling selatan wilayah Indonesia.
Patung Jenderal
Soedirman
Penulis pernah ke
pulau itu pada tahun 2010, yakni takkala peresmian Patung Jenderal Soedirman
pada bulan agustus 2010. Waktu itu Panglima TNI Djoko Santoso dalam sambutannya
mengatakan, dipilihnya Jenderal Besar Sudirman sebagai icon monument Titik
Terselatan di Pulau Ndana ini berdasarkan kajian dan sumbang saran tokoh
masyarakat Rote Ndao. “Nilai dan
semangat perjuangan Jenderal Sudirman yang tak kenal lelah berjuang merebut dan
mempertahankan kemerdekaan sudah melekat dalam jiwa patriot sebagian besar
rakyat Indonesia termasuk juga rakyat Rote Ndao. Sehingga saat ditawarkan
monumen Jenderal Sudirman sebagai alternatif disetujui semua pihak,” ujar
Panglima TNI, Djoko Santoso.
Peresmian monumen
Jenderal Sudirman merupakan patung jenderal Sudirman kedua, setelah sebelumnya
di Pacitan. Untuk diketahui, Pulau Ndana yang merupakan satu dari lima pulau
terluar dalam wilayah NTT, dan tepat berada pada posisi terselatan wilayah
NKRI. Empat pulau lainnya yakni Pulau Batek di Kabupaten Kupang, Manggudu dan
Salura di Sumba Timur dan Pulau Dana yang merupakan bagian dan gugusan Pulau
Sabu.
Hadir pada upacara
waktu itu Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Rachmad Budiyanto, Gubernur NTT, Frans
Lebu Raya, Wakil Ketua DPRD NTT, Libreth Foenay, Bupati Rote Ndao, Lens Haning,
Wabup Rote Ndao, Marthen Luther Saek, Aster Panglima TNI, Mayjen TNI Suprapto,
As Ops Panglima TNI, Mayjen TNI Suhartono Suratman, Kapuspen TNI Mayjen TNI Aslizar
Tanjung, Dankormar, Mayjen Marinir Alfa Baharudin, Danpasmar I, Brigjen Marinir
Wayan Medra dan undangan lainnya.
Pernah Ada KKN
Mahasiswa UI
Pada kesempatan itu,
Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menutup secara resmi pelaksanaan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Nusa
Cendana di Pulau Ndana. Secara khusus Panglima TNI Djoko Santoso memberikan
apresiasi kepada mahasiswa UI dan Undana yang berperan dalam upaya pembangunan,
mempertahankan kedaulatan dan menjaga keutuhan NKRI.
TNI begitu pak Djoko
waktu itu, akan mendukung secara optimal kegiatan KKN mahasiswa yang akan
dilaksanakan sesuai kemampuan yang dimiliki TNI. Pada Tahun 2010, KKN mahasiswa
UI dilakanakan di 12 Pulau yaitu Pulau Miangas, Pulau Sebatik, Entikong, Pulau
Subi Kecil, Kota Sabang, Pulau Rote, Kecamatan Sota dan Naukenjerai, Meos
Befondi, Pulau Selaru, Pulau Wetar, Tanjung Dato dan Pulau Morotai.
Dalam Ekspedisi Batas
Negara tahun 2014 ini, rencananya Uni Konservasi Fauna akan melakukan berbagai
macam kegiatan, diantaranya, penelitian tentang keanekaragaman hayati dan
ekosistem P. Ndana serta penelitian sosial-budaya terkait relasi antara
masyarakat(?) dan lingkungan disana. “Data-data penelitian ini akan kami
analisa sebagai masukan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkan
wilayah-wilayah pulau terluar yang berbatasan dengan negara-negara lain,
harapan kami tidak ada lagi pulau terluar Indonesia yang harus terlepas dari
NKRI”, tandas Ganies dalam siaran persnya.
Saat ini sudah ada beberapa
lembaga negara yang berkomitmen mendukung pelaksanaan acara ini, diantaranya
Badan Nasional Pengelola Perbatasan, TNI Angkatan Laut dan Balai Konservasi
Sumberdaya Alam NTT. Kendati demikian, Ganies masih menantikan dukungan dari
berbagai pihak dalam kegiatan ini karena menurutnya potensi sumberdaya perairan
di wilayah NTT masih belum dikembangkan secara optimal. “Untuk mengembangkan
wilayah perbatasan, dukungan pemerintah saja dirasa kurang, dibutuhkan peran
masyarakat yang lebih luas agar pulau-pulau terluar kondisinya tidak
memprihatinkan seperti sekarang ini”, ujarnya. Pertanyaannya mampukah para
mahasiswa ini meyakinkan para pihak untuk memberikan dukungannya? Yah mereka
jugalah nantinya yang akan menjawabnya. Termasuk apakah mereka sungguh-sungguh
dalam melakukan persiapannya.
No comments:
Post a Comment