Jan 1, 2018

Melihat Perbatasan di Pulau Dana, Catatan Lepas Ekspedisi IPB


Melihat Perbatasan di Pulau Dana, Catatan Lepas Ekspedisi IPB

Catatan : Tulisan ini sudah pernah dimuat di www.wilayahperbatasan.com pada tanggal 30 Januari 2014, karena informasinya kemudian diangkat lagi.

Menanamkan Rasa Dan Kesadaran nasionalisme di kalangan mahasiswa bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan mengkaitkan kegiatan ektra kulikuler mereka dengan kegiatan mengunjungi pulau-pulau kecil terluar yang menjadi batas negara Indonesia. Demikian inti sari yang diungkapkan oleh Ganies Oktaviana, Ketua Unit Konservasi Fauna di IPB Bogor, Senin (27/1/2014). Uni Konservasi Fauna merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di lingkungan Institut Pertanian Bogor.

Rencananya menurut Ganies pada tanggal 3-18 Februari 2013 UKF-IPB akan melakukan kegiatan Ekspedisi Batas Negara di Pulau Ndana atau Dana, Kabupaten Rote, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Menurut Ganies, kegiatan ini, selain bertujuan untuk membangun kesadaran cinta tanah air, juga menjadi sarana bagi mahasiswa untuk bisa belajar tentang budaya masyarakat dan lingkungannya. Menurutnya mahasiswa Indonesia harus diberikan kesempatan dan dukungan untuk bisa mengunjungi wilayah nusantara yang terbentang luas. “Jadi generasi muda bisa menyadari bahwa Indonesia itu bukan hanya Jawa, Sumatera atau Kalimantan saja, tapi menjangkau sampai pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan wilayah negara lain”.

Pulau Dana tidak berpenghuni, kecuali dijaga oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai penjaga pulau-pulau terluar di sisi paling selatan Indonesia. Namun demikian di tempat ini terdapat kawanan kijang Timor (hewan yang dilindungi), hutan savana serta hamparan alam pantainya yang menarik dan alami. Pulau dengan luas sekitar 2 Km persegi, pulau indah dengan pantai berpasir putih ini juga masih memiliki hutan, dan danau air tawar yang dikenal dengan nama danau merah. Serta sebuah sumber air tawar yang memberikan kesegaran.

Pulau Dana merupakan pulau paling selatan di Indonesia dan merupakan salah satu dari 92 pulau terluar Indonesia dan terletak di Samudera Hindia ini berbatasan langsung dengan negara Australia. Letaknya berada di sebelah selatan Pulau Rote. Pulau Dana berjarak 120 kilometer dari Kota Kupang dan 4 kilometer dari Pulau Rote.  Pulau Dana yang merupakan bagian dari wilayah administratif Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur ini terletak pada titik koordinat: 11° 0′ 36″ LS, dan 122° 52′ 37″ BT. Dari titik koordinat ini bisa dipastikan bahwa pulau Dana merupakan pulau yang berada di paling selatan wilayah Indonesia.

Patung Jenderal Soedirman


Penulis pernah ke pulau itu pada tahun 2010, yakni takkala peresmian Patung Jenderal Soedirman pada bulan agustus 2010. Waktu itu Panglima TNI Djoko Santoso dalam sambutannya mengatakan, dipilihnya Jenderal Besar Sudirman sebagai icon monument Titik Terselatan di Pulau Ndana ini berdasarkan kajian dan sumbang saran tokoh masyarakat  Rote Ndao. “Nilai dan semangat perjuangan Jenderal Sudirman yang tak kenal lelah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan sudah melekat dalam jiwa patriot sebagian besar rakyat Indonesia termasuk juga rakyat Rote Ndao. Sehingga saat ditawarkan monumen Jenderal Sudirman sebagai alternatif disetujui semua pihak,” ujar Panglima TNI, Djoko Santoso.

Peresmian monumen Jenderal Sudirman merupakan patung jenderal Sudirman kedua, setelah sebelumnya di Pacitan. Untuk diketahui, Pulau Ndana yang merupakan satu dari lima pulau terluar dalam wilayah NTT, dan tepat berada pada posisi terselatan wilayah NKRI. Empat pulau lainnya yakni Pulau Batek di Kabupaten Kupang, Manggudu dan Salura di Sumba Timur dan Pulau Dana yang merupakan bagian dan gugusan Pulau Sabu.

Hadir pada upacara waktu itu Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Rachmad Budiyanto, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, Wakil Ketua DPRD NTT, Libreth Foenay, Bupati Rote Ndao, Lens Haning, Wabup Rote Ndao, Marthen Luther Saek, Aster Panglima TNI, Mayjen TNI Suprapto, As Ops Panglima TNI, Mayjen TNI Suhartono Suratman, Kapuspen TNI Mayjen TNI Aslizar Tanjung, Dankormar, Mayjen Marinir Alfa Baharudin, Danpasmar I, Brigjen Marinir Wayan Medra dan undangan lainnya.

Pernah Ada KKN Mahasiswa UI

Pada kesempatan itu, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menutup secara resmi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Nusa Cendana di Pulau Ndana. Secara khusus Panglima TNI Djoko Santoso memberikan apresiasi kepada mahasiswa UI dan Undana yang berperan dalam upaya pembangunan, mempertahankan kedaulatan dan menjaga keutuhan NKRI.

TNI begitu pak Djoko waktu itu, akan mendukung secara optimal kegiatan KKN mahasiswa yang akan dilaksanakan sesuai kemampuan yang dimiliki TNI. Pada Tahun 2010, KKN mahasiswa UI dilakanakan di 12 Pulau yaitu Pulau Miangas, Pulau Sebatik, Entikong, Pulau Subi Kecil, Kota Sabang, Pulau Rote, Kecamatan Sota dan Naukenjerai, Meos Befondi, Pulau Selaru, Pulau Wetar, Tanjung Dato dan Pulau Morotai.

Dalam Ekspedisi Batas Negara tahun 2014 ini, rencananya Uni Konservasi Fauna akan melakukan berbagai macam kegiatan, diantaranya, penelitian tentang keanekaragaman hayati dan ekosistem P. Ndana serta penelitian sosial-budaya terkait relasi antara masyarakat(?) dan lingkungan disana. “Data-data penelitian ini akan kami analisa sebagai masukan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkan wilayah-wilayah pulau terluar yang berbatasan dengan negara-negara lain, harapan kami tidak ada lagi pulau terluar Indonesia yang harus terlepas dari NKRI”, tandas Ganies dalam siaran persnya.


Saat ini sudah ada beberapa lembaga negara yang berkomitmen mendukung pelaksanaan acara ini, diantaranya Badan Nasional Pengelola Perbatasan, TNI Angkatan Laut dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam NTT. Kendati demikian, Ganies masih menantikan dukungan dari berbagai pihak dalam kegiatan ini karena menurutnya potensi sumberdaya perairan di wilayah NTT masih belum dikembangkan secara optimal. “Untuk mengembangkan wilayah perbatasan, dukungan pemerintah saja dirasa kurang, dibutuhkan peran masyarakat yang lebih luas agar pulau-pulau terluar kondisinya tidak memprihatinkan seperti sekarang ini”, ujarnya. Pertanyaannya mampukah para mahasiswa ini meyakinkan para pihak untuk memberikan dukungannya? Yah mereka jugalah nantinya yang akan menjawabnya. Termasuk apakah mereka sungguh-sungguh dalam melakukan persiapannya.


No comments:

Post a Comment